Mengenai
masalah pedidikan, serasa tidak memiliki batas permasalahan. Gambaran ini
tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa
masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan
aturan Undang-Undang Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu,
negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari
kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional,
propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Kompleksitas
permasalah ini seakan sudah seperti tidak dapat lagi untuk ditangani. Indonesia
merupakan negara dunia ketiga yang sedang melakukan pembangunan pendidikan
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, namun dalam
perjalanannya timbul berbagai penyimpangan dan masalah-masalah didalam proses
perealisasiannya. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan
masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang
peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu
komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per
kapita yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia semakin
menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102
(1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Sudah
banyak pihak-pihak maupun kelompok yang membicarakan, mengkaji bahkan tak
sedikit yang terjun langsung untuk mencerdaskan bangsa ini. Patut untuk di
hargai, meskipun tak sedikit pula yang mengambil keuntungan sepihak dalam
tujuan-tujuan yang dibungkus dengan kado indah agar di katakan sebagai pahlawan
bangsa.
Pendidik,
anak didik atau pemerintah yang menciptakan baik kurikulim maupun paradigma
pendidikan Indonesia kah yang salah atas keadaan pendidikan Indonesia saat ini.
Menjadi tanda tanya yang begitu besar bagi bangsa ini. Termasuk saya, seorang
mahasiswa tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi Indonesia.
Banyak
hal yang harus di perhatikan dan harus dibenahi dalam pendidikan Indonesia.
Semua kita menyadari tapi masih bingung apa yang dapat kita lakukan untuk
menjadi pihak yang dapat berperan. Meski hanya berperan pasif. Hari ini, ketika
tulisan ini dibuat, saya berpikir untuk apa kita saling mempersalahkan beberapa
pihak atau mempermasalahkan masalah-masalah yang sudah ada. Hal hasilnya masih
juga sangat minim. Kita hanya terkungkung pada pola pikir yang tidak menempuh
solusi.
Dewasa
ini, pendidikan Indonesia memang terpuruk. Tapi mungkin hari ini ini saya
berpikir, bagaimana melakukan peran saya sebagai mahasiswa. Mencerdaskan bangsa
mulai dari menjalankan kewajiban kita dengan melakukan yang terbaik yang dapat
kita lakukan. Jika saya adalah mahasiswa, mungkin saya hanya dapat menjadi
mahasiswa yang belajar menggali ilmu, lulus tepat waktu dan menerapkan ilmu
yang saya miliki. Sekedar berbagi ilmu dengan teman –teman juga dapat
dilakukan.
Tidak
perlu merencanakan hal besar namun tak melakukan tindakan apapun. Lebih baik
hal sederhana namun nantinya berdampak besar. Pendidikan di Indonesia perlu
perubahan signifikan, tapi mengatasi masalahnya butuh proses dan tindakan nyata
dari semua pihak. Jadi marilah ikut mengambil peran penting bagi bangsa kita
ini. Mulailah dari peran diri sendiri. Sebagai pelajar, belajarlah yang baik. Sebagai
pekerja, bekerjalah yang jujur. Sebagai pejabat, jalankanlah amanat dengan
bijaksana. Karena semua terlahir dari kesadaran untuk bertanggung jawab atas
tugas yang kita emban masing-masing demi kepedulian pada pendidikan bangsa
Inonesia.
Sampai
kita dapat berkata, “Aku dan pendidikan Indonesia hari ini, berjuang untuk
kesejahteraan bangsa Indonesia!”