Jumat, 28 Desember 2012

"Sahabat, Kita Ini Sama!"


Tak ada satupun karya Tuhan yang gagal. Dia menciptakan manusia sempurna dan melengkapi kehidupannya dengan jalan-jalan damai sejahterah. Tuhan itu selamanya baik, untuk aku, kamu dan kita semua.


Sahabat...
Mungkin saat ini kamu sedang merasakan kekecewaan, karena melihat dirimu secara fisik tak sempurna seperti manusia yang lainnya. Tapi tahu kah kau, bahwa Tuhan tetap mencintaimu.

Kaum disabilitas sering kali dianggap sebelah mata oleh masyarakat pada umumnya. Hingga kini, kehadiran kaum disabilitas masih sering kali diremehkan dan menjadi penghalang bagi kesuksesan kaum mereka. 

Apa itu disabilitas?

Disabilitas diserap dari bahasa Inggris disability dengan bentuk jamak  disabilities yang berarti cacat atau ketidakmampuan. Jika dijabarkan, disabilitas merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaksempurnaan dari segi fisik, mental, atau gabungan dari keduanya. Orang yang mengalami disabilitas disebut penyandang disabilitas.  Sebelumnya, istilah tersebut disebut dengan penyandang cacat. Namun, kata "cacat" dinilai  berkonotasi negatif sehingga perlu ditemukan istilah lain yang baik. Akhirnya, ditemukanlah istilah disabilitas. Penggantian ini disepakati ketika Komnasham dan Kementerian Sosial mengadakan seminar dan  focus group discussion yang diselenggarakan  di Cibinong pada 8-9 januari 2009, di Hotel Ibis Jakarta pada 19-20 Maret 2010, dan di Grand Setiabudhi Hotel Bandung pada 29 Maret-1 April 2010 (kartunet.com, 9/11/2011).

Ada beberapa bentuk disabilitas. Berdasarkan UU RI No.4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat, disabilitas terbagi atas tiga kelompok, sebagai berikut (kartunet.com, 10/11/2011)


1. Penyandang Disabilitas Fisik  
    Yaitu individu yang mengalami kelainan fisik seperti kerusakan fungsi organ tubuh dan kehilangan organ sehingga mengakibatkan gangguan fungsi tubuh misalnya gangguan penglihatan, pendengaran, gerak, dan lain-lain.
 
2. Penyandang Disabilitas Mental
    Yaitu individu yang mengalami kelainan mental dan atau tingkah laku akibat bawaan atau penyakit.

3. Penyandang Disabilitas Fisik Mental
    Yaitu individu yang mengalami kelainan gabungan antara fisik dan mental.

Penyebab disabilitas, khususnya fisik, tidak hanya karena bawaan lahir namun juga bisa karena kecelakaan kerja, kecelakaan di jalan raya, atau penyakit. Misalnya saja para tentara perang yang kehilangan tangan atau kaki mereka karena ledakan bom dan ranjau. Bisa juga korban kecelakaan di jalan raya yang parah (khususnya pengendara sepeda motor yang sukanya ga pake helm ke mana-mana) sehingga terpaksa salah satu kakinya diamputasi. Kalau disabilitas dari penyakit misalnya amputasi akibat diabetes akut.

Jumlah penyandang disabilitas cukup banyak. Di Indonesia saja, angka penyandang tersebut  semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang dilansir oleh Kemenkes tahun 2011 tercatat sebanyak 6,7 juta jiwa atau 3,11%.

VOA Indonesia dalam artikelnya yang berjudul "Laporan WHO dan Bank Dunia Ungkap Hambatan Bagi Penyandang Cacat" pun melansir data yang setali tiga uang.
Berdasarkan Laporan Dunia Mengenai Penyandang Cacat yang dikemukakan oleh WHO dan Bank Dunia dalam situs tersebut menunjukkan bahwa  jumlah penyandang  di dunia mencapai angka satu milliar atau 15% dari seluruh penduduk dunia (voaindonesia.com, 8/6/2011). Angka tersebut sungguh fantastis bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya. 
 
Keadilan hukum bagi kaum penyandang cacat (disabilitas) masih jauh dari perhatian. Bahkan, kaum ini merasa hukum masih belum memberikan perlindungan yang layak bagi mereka. Hal ini terlihat dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum berpihak kepada kaum ini.
 
Untuk sahabat:
 
Sudah selayaknya, kita mulai sadar dan tergerak untuk tidak lagi membedakan. Tak sama bukan berarti berbeda. Berbeda bukan berarti tak satu tujuan. Yuk kita mulai memaksimalkan peran kita sebagai sahabat disabilitas dengan:
 
1. Langkah Pertama
Mulai menyadari bahwa kita dan kaum disabilitas memilki kesempatan yang sama dibidang apapun. Dan setiap orang adalah ciptaan Tuhan yang mulai yang diberikan talenta masing-masing. Jadi berikan kesempatan yang sama.
 
2. Langkah kedua
Mulailah peduli. Sekiranya ketika kita menemui mereka di tempat umum, seperti antrian tiket mungkin sebagai sahabat kita dapat membantu untuk mendahhului mereka, sekedar menuntun melewati anak-anak tangga, ataupun menyebrangi jalan. hal simpel namun mulia.

3.Langkah ketiga
Belajarlah dari kisah-kisah inspiratif para penyandang disabilitas yang sukses. Karena dari situlah akan menggugah kehidupan kita untuk terus bersyukur dan termotivasi untuk hidup lebih baik lagi.

Mungkin anda tidak memiliki sahabat nyata yang mengalami disabilitas. Sahabat disabilitas yang menjadi bagian dalam kehidupan anda. Tapi mulai saat ini, mereka adalah sahabat kita. Meskipun kita tak mengenal secara pribadi. Dalam blog ini saya mengajak sahabat blogger untuk mulai sadar dan peduli bahwa kita sama, meskipun kita dilahirkan berbeda. Tiga langkah sederhana tadi kiranya dapat kita praktekan bersama dalam kehidupan nyata.

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesesakan.
Maju terus International Day of Person with Disabilities.
Sahabat, kita ini sama! 


2 komentar: